INILAH.COM, Jakarta – Popularitas Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait dengan kisruh yang merundungnya belakangan ini mengalahkan berita tentang kiprah gemilang Lionel Messi membela Barcelona.
Demikian hasil pantauan INILAH.COM terhadap situs resmi Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA), Senin (14/3/2011) pagi. Popularitas semacam itu bertahan sejak pekan lalu.
Berita berjudul Situation in the Indonesia FA itu menempati urutan kedua sebagai berita paling popular yang hingga Senin pagi pukul 10.30 WIB dibaca oleh 10.499 pengakses alias clickers. Berita yang dipublikasikan pada 10 Maret 2011 tersebut kalah dari kabar tentang tim nasional Argentina yang menggeser Brazil sebagai tim terbaik di Amerika Selatan.
Berita berjudul Argentina go top in South America itu memaparkan prestasi Argentina yang kini menempati urutan keempat di dunia berdasarkan peringkat yang dibuat oleh FIFA. Berita yang dipublikasikan pada 9 Maret 2011 itu hingga Senin pagi itu diakses oleh 13.275 clickers.
Namun, berita tentang kisruh PSSI dan sikap FIFA itu lebih popular ketimbang kabar tentang kiprah Messi di Barca yang tampil dengan judul Messi Shine as Barca Move on. Berita tentang Messi yang dipublikasikan pada 8 Maret 2001 dibaca 7.409 pengakses. Berita tersebut berisi tentang sumbangsih Messi di laga perdelapan final Liga Champions saat Barca mengandaskan Arsenal di Camp Nou pada Selasa itu dengan skor 3-1 atau agregat 4-3.
Sebaliknya, dilihat dari pengakses yang mengirimkan berita itu via surat elektronik atau e-mail, berita tentang PSSI tersebut menempati urutan teratas. Ada 10 pengakses yang meng-e-mail berita tersebut ke rekan atau kolega mereka. Adapun di urutan kedua ialah berita berjudul Inzaghi: I am a Fighter yang digunakan oleh delapan pengakses untuk mengirimkan imel ke rekan mereka.
Berita tentang Messi dan Argentina itu bahkan tidak masuk lima besar yang dikirimkan pembacanya ke rekan mereka via imel.
Berita tentang persebakbolaan Indonesia itu menyebutkan bahwa situasi merundung PSSI dibicarakan dalam pertemuan Komite Asosiasi FIFA di Zurich, Swiss, pada 1 Maret ini. Masalah tersebut juga dibicarakan dalam pertemuan Komite Eksekutif (Exco) FIFA dua hari kemudian.
Selanjutnya, berita tersebut menegaskan kembali keputusan Exco FIFA yang menginstruksikan agar PSSI menggelar kongres untuk membentuk Komisi Pemilihan pada 26 Maret dan mengadopsi pertauran tata tertib pemilihan berdasarkan Electoral Code standar FIFA. Selanjutnya, Komisi Pemilihan harus menggelar kongres untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan sembilan anggpota Exco PSSI 2011-2015 sebelum 30 April.
FIFA juga mengingatkan PSSI risiko mendapatkan sanksi pembekuan jika tidak bisa mengambil kembali kendali terhadap liga yang memisahkan diri (Liga Primer Indonesia).
Exco FIFA juga mengakui adanya keputusan Komisi Banding PSSI yang menganulir pencalonan empat kandidat ketua umum, yakni Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, Jenderal George Toisutta, dan Arifin Panigoro.
Berita itu juga menyebutkan bahwa Presiden FIFA Sepp Blatter, Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke, dan Direktur Asosiasi FIFA Thiery Regenass telah bertemu dengan perwakilan PSSI pada Senin (7/3/2011) dan Dubes Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo dan Ketua Umum Komite Olaharaga Nasional/Komite Olimpiade Indonesia (KON/KOI) Rita Subowo pada Selasa (8/3/2011).
Ketiga petinggi FIFA tersebut menjelaskan keputusan Exco PSSI hasil pertemuan mereka di markas otoritas sepakbola dunia itu di Zurich pada 3 Maret. “Tidak ada keputusan baru atau langkah-langkah baru yang dihasilkan dari pertemuan (FIFA dengan tiga pihak secara terpisah dari Indonesia) itu,” tulis pernyataan FIFA dalam situs resmi mereka itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar