Selamat Datang Salam Satu Jiwa AREMA

SALAM SATU JIWA AREMA Together for Glory, Arema Indonesia
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Salam Satu Jiwa Arema Indonesia

Senin, 14 Maret 2011

Gempa Geser Daratan Jepang Ke Timur

Hasil analisis gempa di Jepang yang dilakukan Miaki Ishii dari Harvard Seismology menunjukkan luas patahan yang runtuh pada Jumat (11/3/2011). Foto: harvard university
Gempa berkekuatan 9 Skala Richter (SR) mengguncang Jepang, Jumat (11/3/2011) lalu. Hasil model deformasi permukaan tanah saat gempa menunjukkan bahwa pantai dan kota-kota di Jepang, terutama di wilayah Miyagi, bergeser ke arah Timur atau mendekati Amerika Utara. Hal itu diungkapkan oleh Ir Widjo Kongko M.Eng., perekayasa di Balai Pengkajian Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT yang kini tengah menempuh program doktoral di Leibniz University, Hannover, Jerman.
Dalam surat elektroniknya kepada Kompas.com, ia mengungkapkan, “Salah satu kota di daerah tersebut yakni Sendai, berdasarkan kajian model mengalami penurunan lebih dari 50 cm dan bergeser ke arah timur lebih dari 2 meter.”
Perekayasa yang sebelumnya juga terlibat dalam riset pasca tsunami Mentawai ini melanjutkan, pergeseran di wilayah pantai bisa lebih besar lagi. Menurut hasil pemodelan, pergeseran wilayah pantai bisa mencapai 3-4 meter.
Ia mengatakan gempa Jepang yang berkekuatan 9 SR ini memiliki kekuatan 30 kali dari bom atom Hiroshima. Ia memperkirakan, dengan magnitud sebesar itu, daerah subduksi yang runtuh lebih dari 640 x 140 km dan waktu goncangan gempa lebih dari 5 menit.
Sebelumnya, professor seismologi Universitas Tsukuba mengatakan, gempa juga mengakibatkan wilayah subduksi sebesar 500 x 100 km pecah. Pulau Honshu juga diperkirakan bergeser 2,4 meter. Beberapa pakar lainnya dari berbagai negara juga mengeluarkan analisisnya dampak gempa terhadap struktur tekntonik di bawah Jepang.
Ilmuwan sebenarnya telah memprediksikan bahwa 99 persen gempa yang terjadi bermagnitud 7-8. Namun perkiraan itu meleset, gempa terjadi memiliki magnitud 9 yang mungkin hanya terjadi 1.000 tahun sekali. Pakar kegempaan Jepang memperkirakan hal tersebut karena bergeraknya beberapa titik sumber pelepasan energi gempa secara bersamaan.
SURYA Online 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar